Seiring dengan berjalannya waktu, terjadi juga pergeseran generasi para pekerja. Sekarang kita telah memasuki era dimana Generasi Z (Gen Z) berada pada umur yang produktif dan merupakan para pekerja.
Tentunya, dengan adanya perbedaan generasi terdapat pula perbedaan pola pikir dan cara bekerja daripada para generasi pendahulunya. Gen Z memiliki karakteristik:
1. Hidup di era serba digital
2. Tidak takut bertanya atau beropini
3. Memiliki pendirian
4. Memiliki ekspektasi besar akan reward
5. Sebagian mementingkan fleksibilitas daripada stabilitas
Dengan adanya perbedaan pola pikir dan cara bekerja, dianjurkan untuk melakukan approach yang berbeda juga dalam mengelola karyawan Gen Z.
Yuk intip beberapa tips untuk mengelola karyawan Gen Z!
1. Hindari toxic culture di lingkungan kerja
Berbeda dengan generasi sebelumnya yang selalu mementingkan stabilitas, turnover rate Gen Z cenderung tinggi karena Gen Z mementingkan kenyamanan dan kepuasan di tempat kerja. Kalau Gen Z merasa ada toxic culture di lingkungan perusahaan, rata-rata mereka memutuskan untuk langsung keluar.
2. Gen Z cenderung ingin didengar
Gen Z cenderung ingin didengar! Daripada memberi perintah 1 arah, coba ajak mereka untuk diskusi dan pancing mereka untuk mengutarakan pendapat mereka sebagai seorang employee. Bisa jadi feedback juga buat kalian Founders!
3. Buat sistem reward dan punishment
Sistem ini dapat dijadikan sarana untuk memotivasi dan sekaligus untuk “memberi pelajaran” ke employee kalian. Jika mereka bekerja dengan baik mereka akan mendapat reward yang menyenangkan, sementara jika bekerja dengan asal, mereka sendiri juga yang dirugikan.
Nah Founders, yuk cobain ketiga tips diatas untuk kelancaran perusahaan kalian terutama bagi perusahaan yang didominasi oleh Gen Z!
Baca juga: Hustle Culture, Memotivasi atau Toxic?