Founders! Pernah dengar metode inventory just in time (JIT)? Apa sebenarnya maksud dari metode tersebut?
Metode JIT ini adalah sebuah sistem penyimpanan/inventory yang hanya memesan barang atau membeli bahan untuk produk yang kita jual ketika dibutuhkan. Dibutuhkan seperti apa? Jadi bahan hanya dipesan ketika ada order pembelian yang masuk, yang berarti perusahaan tidak perlu menyetok bahan banyak-banyak di gudang.
Kunci keberhasilan metode JIT adalah perusahaan harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, mesin yang berfungsi dengan baik, volume produksi yang stabil dan tentunya supplier yang dapat dipercaya.
Bagaimana cara kerjanya?
Tujuan utama dari sistem JIT ini sudah jelas, yaitu untuk meminimalisir inventory dan meningkatkan efisiensi.
Cara kerjanya adalah dengan ketika seorang produsen butuh untuk memproduksi produknya, maka pembelian dan pengiriman bahan akan dilakukan. Jumlah bahan yang dipesan akan sesuai dengan kebutuhan. Tidak lebih tidak kurang.
Dengan begini, maka biaya penyimpanan bisa dikurangi. Selain itu juga, produsen dapat menghindari kerugian dari bahan-bahan yang tidak terpakai.
Sistem JIT ini pertama kali diterapkan oleh perusahaan mobil asal Jepang, yaitu Toyota pada tahun 1970. Dengan sistem ini, Toyota hanya memproduksi mobil sesuai dengan pesanan yang masuk.
Manfaat menggunakan sistem JIT
- Mengurangi limbah
- Waktu produksi yang pendek, sehingga cepat move on ke produk lain
- Mengurangi biaya inventory
- Menghindari penumpukan produk
- Biaya produksi lebih rendah
Selain cocok digunakan untuk industri manufaktur, sistem JIT ini juga sangat cocok digunakan untuk bisnis dalam industri food & beverage, dimana bahan-bahan yang digunakan juga tidak dapat disimpan untuk waktu yang panjang.
Baca juga: Apa Itu Inventory Restocking?