Istilah Razor and Blade dipopulerkan oleh King Camp Gillette pada awal 1900-an melalui business-nya, Gillette. Pada saat itu, pisau cukur dijual dengan harga relatif murah. On the contrary, refill pisau cukur dijual dengan harga cukup mahal.
Adalah sebuah business model yang bermain didalam strategi harga, dimana perusahaan menjual sebuah item dengan harga murah (minimum profit), kemudian nantinya memperoleh keuntungan (maximum profit) dari penjualan item lain yang berhubungan (dependent item).
Konsep bisnis model ini mirip dengan strategi ‘freemium’ yang biasanya digunakan oleh perusahan-perusahaan di industri digital product dan service. Mereka biasanya memberikan produknya secara gratis terlebih dahulu dan ketika si customer sudah suka dan ingin upgrade produknya, akan dikenakan biaya pada tahap tersebut. Razor and Blade business model memberikan sebuah value lebih yaitu kemurahan, namun ketika customer harus membeli ulang akan dikenakan biaya yang relatif lebih mahal.
Kenapa dibuat kayak gitu?
- Consumption over time
Pisau cukur sebagai core product merupakan umpan awal / gimmick untuk menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar dari penjualan refill pisau cukur.
Setelah habis, beli refill lagi → tercipta sebuah rutinitas → more profit for Gillette.
- Avoiding competition
Kalau di awal udah beli pisau cukur Gillette tipe A, ga mungkin kan beli refill pisau cukur dari brand lain? dan biasanya memang ketika pisau dengan gagangnya tidak sama mereknya, tidak akan bisa dipasang.
source: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/gillette-fusion-razor-blades-4-pack-1600087217928.html
So founders, jika product dari usaha Founders memiliki kriteria seperti razor and blade tersebut, tidak ada salah Founders mencoba strategi tersebut agar untuk dpat bersaing dengan kompetitor. Semoga bermanfaat ya!