Sekarang sedang terjadi krisis keuangan di Lebanon. Tingkat krisis keuangannya dapat dibilang sudah mencapai tahap yang sangat mengkhawatirkan. Apa indikatornya? Bisa dilihat melalui fenomena yang sedang terjadi di negara ini.
Para masyarakat Lebanon “merampok” uang tabungan mereka sendiri di bank. Kenapa hal ini bisa terjadi?
Penyebabnya adalah krisis ekonomi yang sedang terjadi di Lebanon membuat adanya kebijakan pada bank-bank di sana. Bank-bank di Lebanon membatasi penarikan uang tunai pada jumlah $400 USD atau sekitar Rp 6 juta untuk satu bulannya.
Bisa dibilang jumlah yang kecil untuk memenuhi kebutuhan per bulan bagi beberapa orang dan beberapa keluarga.
Dalam dua bulan terakhir ini sudah terjadi lebih dari selusin “perampokan” bank di seluruh Lebanon.
Kenapa disebut “perampokan”?
Karena aksi menarik uang secara paksa ini melibatkan senjata mainan, bahkan yang asli hingga kekerasan.
Beberapa kasus “perampokan” ini juga didasari karena adanya kebutuhan mendesak. Ada beberapa orang yang membutuhkan uang untuk biaya berobat mulai dari sakit biasa hingga pengobatan kanker, serta kebutuhan mendesak lainnya.
Perlu diingat ya Founders, orang-orang ini hanya ingin menarik uang kepemilikannya yang disimpan di bank, bukan mengambil uang milik orang lain.
Mari kita doain Founders, semoga krisis ekonomi di Lebanon segera berakhir dan keadaan bisa kembali menjadi stabil!
Baca juga: Consumer Ethnocentrism, Beli Barang Karena Negara Asal