Jualan secara online maupun offline pastinya memiliki konsep dan metode tersendiri untuk mencapai jumlah penjualan yang ditargetkan. Baik online maupun offline pasti memiliki tahap funneling yang sama. Apa itu funneling? Dan bagaimana perbedaan dari segi funneling untuk usaha online dan offline? Yuk cari tahu di bawah ini!
Apa itu Funneling?
Funneling merupakan sebuah proses atau tahapan dimana orang mulai mengenal suatu brand hingga akhirnya ingin membeli produk/ jasa dari brand tersebut, bahkan mengulang pembelian tersebut.
Banyak orang yang berbisnis di Instagram merasa bahwa hanya dengan posting secara rutin di Instagram, otomatis akan langsung banyak orang yang menjadi pembeli. Namun, jangan salah Founders, tidak semudah itu!
Funneling merupakan konsep penjualan yang universal, baik itu online maupun offline.
Tahap funneling sendiri terbagi menjadi 4:
Lalu, apa bedanya dari online dan offline?
1. Awareness
Offline: Kalian mendapatkan brosur tentang treadmill saat kalian sedang berada dalam sebuah mall.
Online: Kalian mendapatkan sponsored Instagram story yang mempromosikan sebuah treadmill. Karena kalian sedang sering membuka konten kesehatan.
Baca juga: Cara Meramaikan Traffic Story Instagram Kamu !
2. Engagement
Offline: Kalian tertarik dengan treadmill, lalu kalian memutuskan untuk menghubungi dan tanya-tanya melalui nomor telepon sales yang tercantum dalam brosur tersebut. Atau juga terdapat kemungkinan, kalian membuang brosur tersebut.
Online: Setelah melihat iklan tersebut, kalian menghubungi penjual tersebut melalui direct messages atau melakukan ‘swipe up’ pada iklan tersebut dan akhirnya masuk ke dalam website.
3. Decision
Offline: Kalian sudah tanya-tanya kemudian melakukan pemesanan, baik itu melalui telepon atau langsung ke toko.
Online: Kalian bisa langsung melakukan ‘checkout’ pesanan kalian, atau sampaikan order kalian dan melakukan transaksi.
Jika perbandingan tersebut membuat kalian berpikir bahwa funneling secara online memiliki keuntungan yang unfair dibanding dengan offline, yes! Memang benar adanya. Karena:
1. Traceability
Kemampuan untuk melakukan tracking pada setiap orang yang masuk ke dalam funnel kalian dan mengetahui secara persis sejauh mana mereka masuk ke dalam funnel.
2. Measurability
Kemampuan data tersebut untuk dapat diukur dan di point menjadi data yang pasti.
Funneling ini juga berguna untuk kalian dapat mengetahui ‘kebiasaan’ dari customer kalian mulai dari customer kalian suka melakukan pembayaran via e-commerce apa atau mungkin ternyata lebih banyak via aplikasi whatsapp hingga dapat mengetahui customer kalian paling banyak dari kota mana!
Data-data dari hasil funneling dapat kalian gunakan untuk menyusun strategi marketing yang lebih ampuh bagi customer kalian!