Yuk nostalgia! Pasti setiap libur sekolah jalan-jalan bersama keluarga, destinasinya tidak jauh-jauh dari area rekreasi kan? Nah Founders, setelah melihat dan merasakan dari perspektif customer, yuk sekarang kita lihat dari kacamata pebisnis!
Tahukah kalian bahwa ternyata bisnis arcade games adalah bisnis rental? Banyak tempat rekreasi yang tidak membeli mesin permainan sebagai aset, namun justru menyewa mesin tersebut dari pihak pembuat mesin.
Manufacturer menyewakan mesin-mesin baru ke beberapa venue atau penyewa dengan biaya dan jangka waktu kontrak tertulis.
Jika mesin mainan mendapatkan penghasilan (jumlah koin yang masuk) lebih besar dari biaya sewa, mesin tersebut baru diperpanjang masa sewanya oleh penyewa atau pihak arena rekreasi.
Sebaliknya, jika ternyata mesin tersebut tidak digemari oleh pengunjung dan penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan biaya sewa, pihak arena rekreasi atau penyewa akan mengembalikan mesin tersebut kepada manufacturer/ pembuat mesin.
Arena Rekreasi atau juga dikenal dengan nama Arcade Games memiliki target market sejak awal sebagai dasar mesin apa yang akan mereka sewa, dan target mereka bukan hanya anak-anak, melainkan orang dewasa.
Contoh
Customer muda dengan umur dibawah 10 tahun = tidak terlalu tertarik dengan video arcade games, lebih suka dengan games yang praktikal (melempar bola, menyiram air, dan lain-lain)
Customer dewasa = lebih tertarik terhadap redemption games, yang menghasilkan tiket untuk ditukar dengan hadiah.
Bisnis arcade games menjadi salah satu contoh tipe bisnis yang menerapkan sistem ‘sewa’ terhadap produk/ jasa yang mereka jual, nah kalian bisa juga menerapkannya dalam bisnis kalian nih Founders! Hitung-hitung bisa untuk menghemat budget mungkin dari sisi biaya operasional. Dengan catatan agar sistem tersebut memungkinkan bagi bisnis kalian ya!
Baca juga: Apa Itu Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning)?