Berita tentang olahraga di Eropa dan Amerika Serikat sangat sering kita dengar. Tidak jarang kita mendengar tentang transfer perpindahan pemain sepak bola seperti Cristiano Ronaldo dengan nilai yang sangat fantastis atau kontrak baru dari pemain NBA, seperti Lebron James yang nilainya mencapai puluhan juta dollar.
Tapi apa pernah terpikirkan, kenapa para atlet yang menjalani olahraga sebagai karir profesionalnya bisa mendapat bayaran dengan nilai fantastis, terutama di liga-liga ternama di luar negri? Apa bedanya dengan atlet di Indonesia, kenapa bayarannya tidak setinggi itu?
Latihan yang keras
Ada sebuah quotes dari Arthur Ashe, seorang legenda tenis asal Amerika Serikat. Kurang lebih quotes tersebut berbunyi, “ada lebih dari 50 juta anak yang bermain tenis, 5 juta yang belajar bermain tenis, 500.000 berlatih untuk menjadi petenis profesional, 50.000 mengikuti kompetisi, 5000 yang berhasil mencapai grand slam, 50 mencapai Wimbledon, 4 mencapai semi-final, 2 mencapai final dan ketika saya berhasil mengangkat trofi juara saya tidak pernah bertanya pada Tuhan,’why me?’. Dan setelah mengalami kesakitan hingga saat ini, saya masih tidak bertanya pada Tuhan.”
Tidak mudah menjadi seorang atlet profesional, apalagi menjadi seorang atlet profesional yang berhasil mencapai kesuksesan. Baik di tenis, basket, sepak bola atau olahraga apapun. Mungkin bagi mata orang awam, menjadi seorang atlet merupakan profesi yang menyenangkan karena bisa bermain olahraga dan dibayar.
Namun juga ada pengorbanan besar yang harus dilalui untuk mencapai kesuksesan tersebut, dan tidak semua orang berhasil untuk melewatinya.
Tapi apakah cukup dengan kerja keras itu seorang atlet profesional dapat dibayar dengan nilai yang sangat fantastis, bahkan melebihi gaji dari seorang presiden?
Industri olahraga adalah bisnis entertainment
Gaji rata-rata dari seorang pemain NBA adalah $7 juta per tahunnya. Gaji termahal di NBA (milik Stephen Curry) tercatat pada angka $53,8 juta per tahunnya atau sekitar 770 miliar rupiah.
Ketika kita menonton sebuah pertandingan NBA, kita sedang menonton para miliuner bermain basket. Kenapa bisa begitu? Jawabannya adalah industri olahraga merupakan bisnis entertainment yang memiliki banyak penonton.
Seorang penggemar rela untuk membayar uang untuk menonton tim favorit atau pemain favoritnya bermain. Semakin hebat sebuah tim dan seorang pemain, penggemarnya akan semakin banyak.
Tim dan pemain tersebut dapat menjuarai sebuah kejuaraan. Semakin terkenal tim dan pemain, berarti semakin banyak penggemar, yang berarti banyak yang menonton pertandingan mereka.
Berarti penjualan tiket naik dan penjualan hak siar juga naik. Yang kemudian akan mendatangkan sponsor yang rela untuk membayar banyak agar brand mereka dilihat oleh para penonton.
Apa bedanya dengan industri olahraga dalam negeri?
Karena liga-liga di Eropa dan Amerika memiliki penggemar di seluruh dunia dan menghasilkan uang dari berbagai macam perusahaan raksasa di dunia. Sementara, walaupun menghasilkan, industri olahraga di Indonesia kebanyakan hanya menghasilkan revenue dari penggemar lokal dan perusahaan-perusahaan lokal.