Starbucks merupakan perusahaan kedai kopi global yang telah well-established. Nah Founders, terlepas dari well-established branding yang sudah dibangun, yuk bahas tentang cara Starbucks ‘memanfaatkan’ kebutuhan kafein customernya!
1. Terus-menerus menciptakan modifikasi baru dari standar lama
Modifikasi menu dan jadikan menu tersebut penawaran dalam waktu terbatas yang membangun perasaan FOMO (Fear Of Missing Out).
2. Interior design and positioning
Biasanya, etalase diletakkan di spot strategis dekat pintu masuk. Rata-rata gerai Starbucks di Indonesia memiliki desain interior yang minimalis dan estetik, dan sebisa mungkin menarik perhatian konsumen! Dengan ekspektasi, konsumen dapat melihat-lihat dan melakukan pembelian produk lain selain minuman seperti tumblr.
3. Displaying grab and go items by cash register
Pasti saat mengunjungi Starbucks untuk membeli minuman, tidak jarang saat ingin membayar ujungnya akan menambah pembelian seperti cookies, cake atau bahkan Starbucks membership card. Nah Founders, produk tersebut merupakan low cost add-ons, tapi lumayan untuk ‘mancing’ konsumen lho!
4. New merchandise and cup displays
Membuat merchandise dan cup designs musiman dengan ekspektasi, customer ingin terlihat ‘keren’ dan akhirnya posting di media sosial menggenggam gelas Starbucks yang menjadikan hal tersebut sebagai free marketing bagi brand Starbucks!
5. Decoy effect
Seperti yang diketahui Starbucks menyediakan berbagai pilihan size tall, grande, venti hingga trenta! Kalau kalian pernah ada di posisi niat awal ingin size grande ujung-ujungnya pilih size venti karena hanya perbedaan harga yang sedikit, itu yang dinamakan decoy effect ya Founders!
Dan sedikit fun fact, Starbucks juga memiliki size short yang bisa kalian dapatkan jika bertanya terlebih dahulu kepada barista Starbucks.
So Founders, Starbucks merupakan brand yang bukan hanya memenuhi kebutuhan kafein konsumennya namun juga sekaligus menyediakan kebutuhan untuk memenuhi ‘lifestyle’ konsumennya!
Baca juga: Apa Itu Decoy Effect?