Dalam dunia bisnis, sering ditemui perbedaan harga untuk produk yang sama dan bahkan dijual oleh penjual yang sama. Kegiatan ini disebut dengan price discrimination atau diskriminasi harga.
Sesuai dengan namanya, diskriminasi harga ini terjadi ketika produsen/penjual menjual barang yang sama, dengan harga yang berbeda, kepada konsumen yang berbeda, walaupun tidak ada perbedaan biaya (cost).
Tujuan utamanya simple, untuk mendapat profit lebih tinggi dan lebih maksimal.
Diskriminasi harga ini dibagi menjadi 3 jenis atau 3 tingkat. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
1. Diskriminasi harga tingkat 1
Strategi ini akan membedakan harga untuk tiap konsumen berdasarkan willingness to pay masing-masing konsumen, dimana asumsinya adalah setiap konsumen memiliki daya beli dan kesediaan untuk membayar yang berbeda-beda.
Contohnya adalah diskriminasi harga tiket pesawat. Maskapai penerbangan akan membedakan harga untuk masing-masing penumpangnya. Pada flight yang sama, banyak penumpang yang memiliki harga tiket yang berbeda. Cara maskapai penerbangan melakukannya adalah dengan membedakan harga tiket pada tiap waktu yang berbeda.
Untuk konsumen yang mampu dan memiliki willingness to pay yang tinggi maka tidak perlu repot-repot untuk membeli tiket dari jauh-jauh hari. Sebaliknya konsumen dengan willingness to pay rendah jika ingin mendapat tiket lebih murah maka harus membeli tiket mereka dari jauh-jauh hati.
2. Diskriminasi harga tingkat 2
Strategi ini biasanya diterapkan berdasarkan jumlah quantity yang dibeli oleh konsumen. Biasanya dilakukan pada produk dimana willingness to pay dari konsumennya lebih susah diketahui.
Contohnya adalah perbedaan harga untuk konsumen yang membeli produk secara grosir dan eceran. Konsumen yang bersedia membeli lebih banyak akan diberi harga lebih murah per itemnya sebagai “reward”.
3. Diskriminasi harga tingkat 3
Strategi ini biasanya diterapkan berdasarkan lokasi secara geografis, dimana produsen/penjual bisa mengetahui willingness to pay dari para konsumen yang berada pada suatu daerah tertentu.
Contohnya adalah harga air mineral pada toko kelontong akan jauh lebih murah daripada harga air mineral yang dijual di bioskop.
Jadi Founders, kalian boleh membeda-bedakan harga kok, bukannya inkonsisten, tapi memang ingin memaksimalkan profit dengan cara yang terukur.
Baca juga: Another P’s of Marketing Mix