Istilah “VC Zombie” belakangan ini mencuat lantaran kondisi ekonomi yang tak stabil. Disebut Zombie, karena para modal ventura (Venture Capital/VC) seperti ‘mayat hidup’ akibat dana pengelolaannya yang makin tipis.
Beberapa pengamat bahkan memprediksi fenomena ini bakal meningkat sampai 50 persen dalam beberapa tahun mendatang.
Mengapa fenomena ini bisa terjadi?
Seperti yang kita tahu, VC mengambil dana dari institusi pendukung dana yang dikenal sebagai Limited Partner (LP). Dana tersebut selanjutnya diserahkan ke perusahaan rintisan/startup dengan imbalan ekuitas.
Idealnya, startup akan go public (IPO) atau diakuisisi sehingga VC bisa mendapatkan kembali dananya dengan sejumlah keuntungan. Tapi, dengan maraknya kemunduran startup, akhirnya para VC ini jadi ikut “sakit”.
Bagaimana dengan Indonesia?
Pengamat dalam negeri menilai VC Zombie agaknya nggak bakalan terjadi di sini. Alih-alih kesulitan pendanaan, pelaku VC sekarang lebih fokus mengalirkan dana ke startup secara selektif.
VC akan menetapkan prasyarat ketat bagi startup yang ingin memperoleh dana segar.
So, Founders, fenomena ini artinya akan semakin berat persaingan untuk mendapatkan modal dari investor. Jadi, terus berusaha yang terbaik untuk membangun bisnisnya, ya!
Baca juga: 6 Personality Traits Pengusaha Sukses untuk Menarik Investor