Salah satu cara yang ampuh untuk mendapatkan awareness dari publik mengenai produk atau bisnis kalian adalah review-review yang biasa berlalu-lalang di media sosial seperti Instagram dan TikTok. Review yang diberikan oleh para ‘influencer’ juga beragam mulai dari soft selling hingga hard selling. Influencer juga memiliki kategorinya tersendiri loh Founders!
Ada kategori Micro-Influencers yang umumnya tidak menjadi pilihan utama bagi para pebisnis untuk mencari influencer yang akan mereka ‘endorse’. Nah, berikut kita akan mengetahui bagaimana sebaiknya untuk tidak mengesampingkan para Micro-Influencers yang diam-diam punya impact bagus dalam memperkenalkan hingga menjual produk yang diberikan!
Micro-Influencers
- Followers tidak terlalu banyak (secara subjektif, range followers di media sosial antara 10.000 – 500.000 followers)
- Memiliki niche audience di industri yang bervariasi
- Memiliki rate yang lebih affordable dibandingkan dengan Macro-Influencers
Lalu, mengapa Micro-Influencers layak untuk dipertimbangkan?
1. Audience
Micro-influencers cenderung memiliki audience yang lebih tertarget dan berhasil menciptakan bonding atau relationships yang kuat dengan followers mereka. Akhirnya, muncul rasa percaya dari audience yang berujung pada goal awal kebanyakan brand, mengarah pada penjualan. Pasti kalian sudah tidak asing bukan dengan Micro-Influencers yang memiliki product collaboration dengan suatu brand dan produknya sold out dalam hitungan menit?
2. High engagement
Kalau dilihat dari sisi realistisnya memang Macro-Influencers lebih unggul jauh terutama dalam hal jumlah followers. Tetapi followers banyak belum tentu engagement rate-nya juga tinggi ya Founders! Micro-Influencers dikenal memiliki engagement rate yang lebih baik karena memiliki audiens yang ditargetkan sesuai, karenanya mereka merasa relatable, mau mendengarkan, dan terlibat.
3. Authentic
Kebanyakan Micro-Influencers sangat berinvestasi dalam hal personal branding mereka. Jadi, kalau value brand atau message campaign tidak sesuai dengan value dan personal branding mereka, jangan kaget kalau partnership kalian akan menolak. Hal tersebut juga menjadi salah satu alasan kenapa Micro-Influencers cenderung lebih terpercaya!
4. Multi-Market Reach
Daripada bayar 50 juta untuk 1 post Macro-Influencers, kenapa tidak coba dengan Micro-Influencers untuk menjangkau berbagai segmen pasar? Dengan melibatkan berbagai influencer dari berbagai usia, ras, dan orientasi seksual, brand dapat menjangkau audiens yang mungkin terlewatkan jika hanya bekerja dengan sejumlah Macro-Influencers yang terbatas.
So Founders, dari 4 poin diatas dapat disimpulkan bahwa bekerjasama dengan Micro-Influencers juga memiliki pengaruh yang cukup besar dan terpercaya dalam hal target market! Jadi, bagi kalian para pebisnis apalagi yang masih di awal perjalanan, jangan ragu untuk mencari dan bekerjasama dengan Micro-Influencers yang sesuai dengan target market kalian! Semoga berhasil!
Baca juga: Fitur Baru Instagram Reels untuk Naikkin Traffic?!