Memiliki banyak produk memang menjadi salah satu proses untuk mengembangkan suatu bisnis. Namun, lain dari itu tahukah kalian bahwa memiliki terlalu banyak produk juga belum tentu merupakan hal yang bagus? Yuk cari tahu alasannya!
Pada tahun 2000, psikolog bernama Sheena Iyengar dan Mark Lepper mengeluarkan sebuah studi menarik. Dalam studinya, mereka membahas mengenai supermarket yang melakukan showcase sample produk selai di 2 hari yang berbeda.
Di hari pertama:
Dengan large display, showcase sample selai dengan 24 variasi rasa. Teruntuk siapa pun yang mencoba, akan diberikan voucher diskon $1 untuk pembelian 1 jar selai.
Di hari lainnya:
Dengan small display di meja yang sama, namun hanya terdapat 6 variasi rasa selai yang di-showcase.
Hasilnya?
Large display menarik lebih banyak perhatian pengunjung.
Tetapi ketika datang untuk membeli, pengunjung large display yang benar-benar membeli dibandingkan dengan pengunjung small display yang benar-benar membeli adalah 1:10
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa, more isn’t always better.
Variasi produk yang ekspektasinya bisa meningkatkan customer experience, ternyata justru bisa berbalik membuat customer merasa bingung, lelah, dan kewalahan lho Founders! Alhasil, karena bingung sendiri ujung-ujungnya tidak jadi melakukan pembelian.
Lalu harus bagaimana?
Daripada memberikan customer dengan endless choices, lebih baik untuk mencoba menonjolkan 1 hal/ offer dari bisnis kalian di awal, kemudian diikuti dengan remaining offers. Semakin rapi dan classified offer kalian, akan semakin mudah customer dalam mengambil keputusan!
Baca juga: Mengapa Customer Research Penting?