Menurut laporan “The State of Fashion”, alasan pengaruh besar remaja dan orang-orang berusia dua puluhan masa kini terhadap industri konsumen, yang menyebabkan merek-merek kecantikan menghadapi tantangan yang cepat berubah untuk menyesuaikan bisnis mereka – mulai dari strategi pemasaran hingga penetapan harga – agar tetap menarik bagi kelompok yang sangat kritis ini.
Gen-Z lebih setia kepada merek-merek favoritnya. Meskipun mereka ingin mencoba produk-produk baru, sekitar 60% dari Gen-Z bersedia untuk terus membeli dari merek favorit mereka, berdasarkan survei konsumen global McKinsey tahun 2023.
Ini menunjukkan bahwa kecenderungan untuk mencoba hal baru tidak menghilangkan loyalitas mereka terhadap merek-merek yang sudah mereka percayai. Faktor kunci di sini adalah keseimbangan antara inovasi dan konsistensi. Brand yang dapat terus berinovasi sambil mempertahankan kualitas dan nilai yang telah membuat mereka menjadi favorit, cenderung mempertahankan pelanggan Gen-Z ini.
Ternyata, Gen-Z menjadi pelopor dalam memilih produk kecantikan tanpa batasan gender. Dengan hampir 40% di antara mereka mengutamakan produk yang netral gender, jauh melampaui angka sekitar 30 persen pada generasi sebelumnya, Generasi Z menunjukkan pandangan yang lebih inklusif dan progresif terhadap dunia kecantikan.
Merek seperti The Ordinary, Bubble Skincare, dan E.l.f. berhasil merebut hati Gen-Z dengan strategi harga yang transparan dan ekonomis, serta upaya membangun komunitas yang nyata dan tulus, menjadikan mereka lebih dari sekadar merek kecantikan, tetapi juga simbol gaya hidup bagi kaum muda masa kini.
Baca juga: Kenapa Gen-Z Tidak Suka Telepon?