Ben Soebiakto, seorang pengusaha asal Surabaya yang telah mendirikan berbagai bisnis dari sektor konsultasi kreatif hingga pasar fashion. Bermula dengan memiliki motivasi yang kuat untuk membantu talenta kreatif lain seperti dirinya, Ben membangun perusahaan pertamanya bernama Octovate Group.
Tidak hanya berhenti disana, Ben juga menjalar ke pasar digital wanita dan membangun Fimela Network, online media portal untuk wanita Indonesia yang modern dan memiliki mobilitas tinggi. Fimela Network kemudian bergabung dengan perusahaan media online gaya hidup dan hiburan, KapanLagi Network (KLN).
KLN memiliki portfolio yang mengesankan dimana mereka menargetkan berbagai target market, baik itu pembaca berita umum sampai penggemar sepak bola. Setelah setahun merger, MediaCorp Singapura mengakuisisi saham yang cukup besar di KLN.
Dalam meraih impian, kata gagal sudah menjadi salah satu resiko yang harus dihadapi, lain dari itu kegagalan juga merupakan langkah awal menuju kesuksesan. Segala sesuatu yang baru dimulai tentu ada tantangannya.
Seperti pebisnis pemula pada umumnya, perusahaan pertama Ben, Octovate Group, menghadapi rintangan ketika beberapa proyek pemerintah meninggalkan agensinya karena mereka memotong banyak anggaran pemasaran selama krisis keuangan.
Dia mengaku bahwa karena Octovate Group sedang bertumbuh dengan sangat pesat, maka dia juga melakukan investasi yang berlebihan, serta mempekerjakan banyak karyawan dan mengeluarkan banyak uang dibanding pebisnis pada umumnya.
Pada krisis tersebut, klien mulai pergi dan Ben terlilit banyak hutang. Saat memutuskan untuk berinvestasi dalam film, tetapi Ben kurang beruntung dan kehilangan uang sebesar Rp5 miliar atas investasi tersebut.
Cobaan Ben tidak berhenti disana, dia juga digugat oleh salah satu perusahaan konglomerat untuk salah satu proyeknya. Dikutip dari Indonesia Tatler, itu merupakan pengalaman pertama Ben berurusan dengan masalah hukum dalam sembilan tahun dia sebagai pengusaha.
Gagal bukan berarti berhenti
Ben merasa seperti dilempar ke dalam krisis lain di dalam krisis yang sudah dia miliki. Biaya tuntutan yang bisa di bilang sangat besar bagi Ben yang pada masa itu masih seorang pemula dalam dunia bisnis, membuatnya harus memutar otak untuk membayar biaya tersebut.
Namun Ben sadar dan bangkit untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dan terlahirlah Fimela Network. Walaupun Ben memenangkan kasus gugatan tersebut, dia merasa bahwa selalu ada sesuatu di benaknya yang mengingatkan tentang hutang tersebut.
Pengalaman dan cobaan tidak membuat Ben berhenti, tetapi membantunya menjadi pengusaha yang lebih baik. Ben terus melebarkan sayapnya hingga sekarang menjadi CEO dari Samara Media & Entertainment sekaligus founder dari Ideafest, festival kreatif terbesar di Indonesia yang fokus memberikan inspirasi pada anak-anak muda di Indonesia melalui karya-karya kreatif mereka.
Menurut Ben, menjadi kaya bukan sebuah masalah tetapi juga bukan tujuannya. Uang bukan hal yang terpenting tetapi purpose yang lebih besar kenapa kalian melakukan hal tersebut. Menjadi seorang pebisnis tidak boleh takut salah ataupun gagal, hadapi masalah tersebut, cari cara untuk menyelesaikannya dan belajar dari kegagalan.
Cerita lainnya: Hermanto dan Henry Wirawan, Bermula dari Remitansi Konvensional Menjadi Forbes 30 Under 30!