Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan teori Maslow Hierarchy of Needs. Sesuai dengan namanya, hierarchy, yang artinya kebutuhan manusia akan bergerak secara progresif dari bawah ke atas.
Lalu, apa hubungannya dengan brand message?
Semakin tinggi piramida yang dikomunikasikan suatu brand, semakin kuat juga brand message-nya.
Biasanya, brand-brand besar cenderung fokus pada level Self-Actualization (moralitas, penerimaan, kreativitas, dan lain-lain) communication ketika berbicara pada target customer mereka.
Contoh!
Twitter: Untuk memberi semua orang ‘power’ dalam membuat dan berbagi ide serta informasi secara instan, tanpa hambatan.
Fedex: Dunia tepat waktu.
Virgin Atlantic: Untuk merangkul jiwa manusia dan membiarkannya terbang.
Pemasaran yang semakin personalized menuntut para pemilik brand untuk lebih mengenal customer-nya. Nah Founders, Maslow theory of needs dapat menjadi salah satu cara untuk brand kalian masuk ke pemikiran pelanggan dengan membuat pemasaran yang menarik secara emosional untuk kebutuhan customer kalian!
Baca juga: 5 Tingkat Maslow’s Hierarchy of Needs