Pandemi dan protokol Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah memberikan berbagai dampak pada setiap aspek kehidupan masyarakat di Indonesia. Dikarenakan situasi yang sedang dihadapi masyarakat sekarang, mereka semakin terisolasi dan hal ini berimbas kepada dunia bisnis. Meskipun adanya kesulitan, namun tidak dipungkiri juga dengan terjadinya pandemi, mampu membawa masyarakat untuk semakin produktif dalam berinovasi.
Salah satunya adalah Kopi Nako, warung kopi kekinian yang sudah berdiri sejak 2018. Bisnis F&B yang memiliki slogan “siang makan nasi kalo malam minum kopi” ini sudah memiliki 23 cabang yang menjalar ke seluruh Indonesia, salah satu nya yang baru dibuka di Alam Sutera.
Menurut Khrisna Susanto, selaku Direktur Kopi Nako, situasi pandemi telah menginspirasi penataan interior Kopi Nako terbaru, yakni memaksimalkan area luar ruang sebagai tempat berkumpul dan hanya 30% dari total lahan yang digunakan untuk membangun bangunan Kopi Nako.
Kopi Nako diketahui memiliki konsep yang berbeda-beda di setiap cabangnya. Desain, fungsi, bisnis model dan makanan di setiap outlet juga berbeda-beda untuk menyesuaikan dengan keadaan dan menawarkan customer experience yang baru sekaligus unik.
Dengan mengamati masalah teknis yang dihadapi pelanggan di setiap outlet, Kopi Nako selalu berusaha untuk mengubah dan menyesuaikan sistem ataupun konsep kafe mereka dengan apa yang diinginkan market dalam cabang-cabangnya.
Kopi Nako adalah warung kopi yang dikemas secara modern dan kekinian. Outlet mereka memiliki kaca khas Nako yaitu kaca Louvre, potongan kaca bening yang mendominasi seluruh bagian temboknya. Kopi Nako juga memiliki interior bangunan yang mengusung konsep modern minimalis dengan langit-langit yang tinggi dan menghasilkan kesan mewah. Makanan dan minuman dibawa dari Warung Nako Mini dan ada beberapa menu-menu teh jamu dari outlet Kopi Nako Rumah Sangrai.
Kopi Nako merupakan perluasan bisnis dari Warung Nako dimana awal mula konsep tersebut diawali dari ide, di samping warteg pasti ada warkop atau warung kopi. Seiring dengan perkembangan bisnis, Kopi Nako lebih mudah dikembangkan.
Menurut Khrisna, persaingan itu penting tetapi pada era sekarang sesama pebisnis coffee shop justru harus saling support dan kolaborasi. Pentingnya ada persaingan yang sehat dimana pebisnis tidak saling menjatuhkan ataupun merugikan satu sama lain, tetapi bersaing dengan cara meningkatkan kualitas ataupun kemampuan masing-masing.
Khrisna mengaku tak khawatir dengan persaingan bisnis kopi kedepannya melainkan justru merasa senang jika lebih banyak coffee shop yang hadir karena pangsa pasar kopi semakin besar dan semakin banyak orang yang menjadikan kopi bukan hanya sekadar minuman tetapi juga sebagai objek kehidupan sosial dan gaya hidup.
Baca juga: Naik Level, Joomba Smoothies x Jiwa Group!
Menurutnya, banyaknya pesaing akan semakin baik bagi ekosistem bisnis kopi karena preferensi konsumen di bisnis kopi ditentukan oleh tidak hanya rasa tetapi kenyamanan hingga kualitas juga memiliki peranan penting dalam penjualan produk.
Yuk Founders, belajar dari Kopi Nako untuk jangan takut akan persaingan, tetapi jalani bisnis dengan persaingan yang sehat dan hadirkan konsep yang inovatif. Dengan begitu, sektor bisnis tersebut akan terus berkembang! Untuk cerita lengkapnya dapat kalian dengar di Spotify Teman Startup edisi Ngobis!