Brand streetwear asal Amerika Serikat, Supreme, merupakan salah satu brand ter-hype beberapa tahun belakangan ini. Namun, tampaknya hype itu belakangan ini telah menurun.
Dilaporkan pada laporan keuangan VF Corp (parent company dari Supreme), revenue Supreme mengalami penurunan sebesar $38,4 juta USD dari revenue pada tahun sebelumnya.
Bahkan revenue ini tidak mencapai target VF Corp yang mematok pada angka $600 juta USD (revenue: $523,1 juta USD, fiscal year ending Maret 2023). Gap yang bisa dibilang relatif besar.
Apa arti dari penurunan revenue Supreme?
Melihat laporan keuangan ini, banyak yang memperkirakan bahwa Supreme mulai tergelincir dari posisinya sebagai salah satu brand streetwear terbesar di dunia.
Kira-kira apakah Supreme bisa melakukan comeback pada tahun ini?
Baca juga: Berapa Gross Revenue HYBE dari Penjualan Lightstick ARMY BOMB?