Sebagian besar dari kita mungkin tidak menyadari bahwa ketika kita ingin membeli air mineral, bukan ‘air mineral’ yang disebut, melainkan Aqua. Aqua sudah dianggap sebagai merek generik untuk air mineral sehingga menjadi brand berada dalam top of mind kebanyakan orang.
Dibelakang kesuksesan Aqua yang menjadi air minum dalam kemasan pertama di Indonesia, ada sosok yang sangat berjasa yaitu pengusaha Indonesia bernama Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw. Tirto merupakan salah satu profil orang sukses yang dinilai membawa banyak perubahan pada perekonomian bangsa hingga kini.
Tirto yang bekerja sebagai pegawai Pertamina pada awal tahun 1970-an bertugas untuk menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Jamuan tersebut mengalami kendala ketika istri ketua delegasi mengalami diare karena mengkonsumsi air yang tidak bersih.
Air minum yang disajikan saat itu bukan air minum kemasan seperti saat ini, melainkan air tanah yang direbus secara tradisional dengan bau tanah yang masih terasa. Tirto yang menyadari bahwa tamu yang berasal dari negara bagian barat tidak terbiasa dengan air minum yang direbus, memiliki ide untuk membuat air mineral dalam kemasan yang sudah disterilkan.
Dari sanalah ide Tirto muncul melihat di Indonesia belum ada air mineral dalam kemasan. Dengan modal sebesar Rp 150 juta, Tirto bersama adiknya, Slamet Utomo, mendirikan pabrik di kawasan Bekasi pada tahun 1973 dengan nama PT. Golden Mississippi.
Awalnya, nama yang dipilih adalah Puritas yang kemudian menjadi Aqua atas masukan dari Eulindra Lim, konsultan Indonesia yang bermukim di Singapura. Menurutnya, nama tersebut dianggap mudah untuk diucapkan dan diingat dan juga terinspirasi dari nama panggilan Tirto, “A kwa” semasa dia menjadi pemimpin redaksi Harian Sin Po dan majalah Pantja Warna.
Aqua diluncurkan pada 1 Oktober 1974 disaat minuman ringan berkarbonasi seperti Coca-Cola dan Sprite sedang naik daun. Awal produksinya dianggap menjadi masa-masa yang sulit karena masyarakat menganggap ide untuk membeli minuman tanpa rasa dan warna dianggap gila dan tidak layak.
Masyarakat menganggap Aqua sebagai air mentah yang tidak siap minum dan masih mentah. Penjualan yang merosot pada 3 tahun pertama membuat Tirto sempat ingin menutup pabrik Aqua dikarenakan ketidakjelasan masa depan air mineral. Demi perusahaan buatannya, dia sudah mengeluarkan banyak uang hingga keluar dari perusahaan yang dia bekerja, namun yang dia dapatkan adalah penolakan dan cibiran yang bertubi-tubi.
Jika biasanya sebuah perusahaan akan menurunkan harga produknya untuk menaikkan penjualan, Tirto justru menaikkan harga Aqua menjadi 3 kali lipat. Di sisi lain, distribusi Aqua beralih dari masyarakat biasa ke perusahaan asing seperti perusahaan Korea yang waktu itu sedang menangani proyek tol Jagorawi.
Pekerja-pekerja asing tersebut merupakan salah satu pelanggan pertama Aqua. Kebiasaan meminum air kemasan di tengah pengerjaan proyek tersebut rupanya menular kepada pekerja lokal. Dari mulut ke mulut lantaran kepraktisannya, Aqua kemudian mulai diterima di masyarakat.
Hal tersebut menjadi awal mula pasar mulai terbuka, omzet mulai naik dan orang mulai percaya bahwa Aqua merupakan air minum dengan kualitas tinggi. Aqua juga kemudian mengganti bahan baku air yang digunakan, dari air sumur bor menjadi mata air pegunungan karena kandungan komposisi alami yang kaya nutrisi.
Seiring produknya yang semakin meluas di Tanah Air, Aqua kemudian membangun pabrik kedua di Pandaan, Malang, untuk menyasar pangsa pasar di Jawa Timur pada tahun 1984. Setahun setelah itu, Aqua juga mulai memperkenalkan kemasan yang lebih kecil, yaitu 220 ml yang berbentuk gelas plastik.
Perusahaan multinasional asal Perancis, Danone, mengakuisisi mayoritas saham PT Aqua Golden Mississippi melalui Danone Asia Holding Pte Ltd. Bersamaan dengan akuisisi, kemasan Aqua mulai berganti dan label Danone mulai disematkan di kemasan Aqua.
Source: riauaktual.com
Danone merupakan salah satu perusahaan air minum kemasan terbesar di dunia dan kerjasama ini telah memperkokoh posisi Aqua sebagai perusahaan air minum terbesar di Indonesia.
Dengan proses hingga kesuksesan yang diraih, mimpi Tirto untuk membuat Aqua tetap ada di pikiran masyarakat pun tercapai. Hingga sekarang, Aqua tetap menjadi perusahaan air mineral kemasan terbesar dan paling dikenal di Indonesia.
Cerita lainnya: P&G, Raja Brand Konsumen Terbesar di Dunia!