Layaknya seperti manusia, sebuah produk juga mengalami siklus dan tahap perkembangan dari awal diciptakan hingga akhirnya ‘mati’ karena beberapa faktor. Ada 4 tahapan yang dilalui dan dijalani setiap produk. Ada yang bertahan di tahap ketiga, ada juga yang di tahap kedua lalu akhirnya seperti angin kilat mendarat di tahap keempat. Nah Founders, 4 tahapan itu adalah tahapan yang ada dalam Product Life Cycle (PLC). Artinya apa? Tujuannya? Tahap ketiga apa? Yuk kita simak dan pelajari bersama!
Apa itu Product Life Cycle?
Product Life Cycle (PLC) atau Siklus Hidup Produk adalah sebuah konsep yang menjelaskan bagaimana suatu produk akan melalui 4 (empat) tahapan berbeda dari awal produk itu ‘lahir’ hingga akhirnya ‘mati’.
Lalu, apa tujuan dari Product Life Cycle?
PLC membantu marketers memahami bagaimana produk berubah selama masa pakainya dan menyarankan cara modifikasi strategi untuk menyesuaikan perkembangan market dan zaman.
4 Tahapan Produk Life Cycle
1. Introduction Stage
Tahap pengenalan merupakan tahapan pertama dimana produk baru muncul di pasaran. Pengembangan produk hingga waktu launching tidak dipungkiri akan memakan biaya yang besar. Ada juga kegiatan promosi yang dilakukan guna untuk mendapatkan awareness tentang produk baru yang diluncurkan dan tentunya untuk menjangkau pelanggan yang lebih banyak. Pada tahapan ini, perusahaan belum mendapatkan banyak keuntungan bahkan bisa mengalami kerugian untuk menutupi biaya promosi. Untuk mengatasi hal itu, perusahaan dapat menyeimbangkannya dengan strategi kombinasi, penetapan harga dan kegiatan promosi diselaraskan.
2. Growth Stage
Tahap pertumbuhan adalah tahapan kedua dimana perusahaan mulai melewati masa sulit dengan penghasilan serta keuntungan yang lebih stabil. Pada siklus inilah dimana konsumen mulai menerima produk dan penjualan meningkat pesat. Hal seperti repeat buying, dan mulai memiliki customer base memicu perusahaan untuk mati-matian mempertahankan produk dengan meningkatkan kualitas produk, menambahkan pilihan seperti varian, rasa, jenis ataupun bentuk agar tidak kalah dengan pesaing lainnya karena tentu tingkat pesaing juga akan meningkat dan semakin luas.
3. Maturity Stage
Tahap kedewasaan adalah tahap ketiga dan merupakan tahap terpanjang dalam Product Life Cycle. Pada tahap inilah penjualan akan mencapai titik puncak tertinggi dan tentunya persaingan semakin luas dan meningkat. Tahapan ini dapat menentukan apakah produk dapat bertahan dengan pesaing yang juga mulai menggunakan strategi dan semakin menjadi kompetitif dalam segi harga, kuantitas, dan kualitas. Dengan banyaknya jenis pilihan produk baru, strategi yang dapat digunakan adalah modifikasi. Coba untuk memodifikasi market agar lebih luas dengan cara mematenkan jenis produk yang terpopuler dan terfavorit. Tentu kegiatan promosi juga dapat sangat membantu entah dengan potongan harga, paket combo, dan mengiklankannya dengan skala yang lebih besar.
4. Decline Stage
Tahap penurunan merupakan tahap terakhir dimana penjualan menurun karena kebutuhan pelanggan yang berubah dan kejenuhan yang mulai menguasai terhadap produk yang diproduksi perusahaan. Banyak faktor lain yang hadir di setiap celah bisnis dan dapat memicu produk sehingga mulai tidak digemari, terlupakan dan akhirnya ‘mati’. Penurunan yang terjadi pun tidak terduga, ada yang bisa melonjak turun dengan tajam ada juga yang secara perlahan. Pada titik rendah ini perusahaan harus mulai mengantisipasi dan mengidentifikasi untuk menyelamatkan laba perusahaan. Bisa dimulai dengan penurunan harga atau menghentikan produksi dan mulai mencari ide baru untuk menciptakan produk baru dengan meriset kebutuhan pasar dan mengikuti perkembangan tren.
Keempat tahapan diatas adalah tahapan yang akan dilalui dan dijalani selama suatu produk tercipta. Seperti yang dikatakan di awal artikel, setiap produk memiliki rentang waktu yang berbeda-beda tergantung kepopuleran produk tersebut. Ada yang terus bertahan di tahap ketiga dan ada juga yang menurun secara tajam karena faktor pesaing dan kebutuhan pasar. So Founders, sebagai seorang pebisnis jangan takut untuk mengambil resiko dalam mengembangkan produk untuk memperluas market agar selalu bisa ikut bersaing dengan pesaing lainnya dan mempertahankan produk kalian dari kualitas, kuantitas, dan harga yang tak terkalahkan. Jika sudah memutuskan untuk membuat hal baru, jangan takut gagal dan selalu ambil sikap antisipasi agar dapat mengatasi kesulitan yang ada di setiap tahapnya. Semangat Founders, semoga berhasil!
Baca juga: Implementasi Teori Marketing 4P Ala Sean MacDonald yang Relatable untuk Gen Z