Dalam proses membangun hingga mengembangkan usaha, tentu stok produk menjadi hal yang harus diperhatikan dengan hati-hati agar tidak terjadinya overstocking apalagi sampai out of stock. Hal tersebut juga dinamakan sebagai inventory restocking. Apa arti inventory restocking dan apa alasan mengapa suatu badan usaha harus menangani perihal stok dengan baik, jawabannya ada di bawah ini!
Inventory restocking
Proses dimana badan usaha menambah stok produk yang dijual di waktu dan tempat yang tepat berdasarkan permintaan dan penjualan suatu usaha.
Alasan mengapa suatu badan usaha harus menangani perihal stok dengan baik
1. Revenue Loss
Contohnya, jika suatu toko menjual 30 item per bulan dengan profit Rp 50.000/ item. Jika diasumsikan karena stok yang habis, tiap bulan bisnis tersebut akan kehilangan 1 customer. Maka dalam setahun bisnis kalian akan kehilangan profit sebesar Rp 600.000.
Meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak dan kecil kemungkinan untuk membuat kalian ‘out of business’, tidak dipungkiri profit tetaplah profit.
2. Consistency and Reliability
Out of stock menandakan bahwa brand tidak dapat bertahan dengan supply and demand market.
Terdapat beberapa model restock yang dapat disesuaikan dengan bisnis kalian
1. Based on customer demand
Metode dimana business owner mencoba untuk memprediksikan permintaan suatu barang melalui sales data bulanan maupun tahunan.
2. Based on Profit
Metode ini memfokuskan business owner untuk melakukan restock pada barang yang mendatangkan profit terbesar pada suatu bisnis.
3. Based on time
Restock berdasarkan seberapa lama barang akan sampai di gudang dan siap dijual. Dengan ini para business owner dapat memastikan kira-kira kapan harus memesan barang agar inventory tersebut tiba di waktu yang tepat.
So Founders, sama halnya dengan out of stock, overstocking juga menjadi salah satu concern yang harus dipertimbangkan karena overstocking juga dapat menjadi pisau bermata dua bagi para business owner. Overstock dapat berujung kepada akumulasi stok yang tidak bisa terjual, sehingga barang tersebut tidak bisa terjual dan bisnis pun akan kekurangan cash reserve dan pada akhirnya tidak memiliki aset cair.