Ketika memutuskan untuk memulai bisnis, pertanyaan yang paling sering diajukan pasti mengenai perihal gaji co-founder, berikut pertanyaan serupa yang kerap kali ditanyakan:
– Namanya owner kok di-gaji sih?
– Gajinya ya setaun sekali pas bagi untung kali?
Banyak juga yang berpikir bahwa seorang co-founder harusnya cuma ambil dividen saja, tetapi sebelum memutuskan
Alasan kenapa co-founder harus digaji diluar dividen bisnis
1. Disiplin secara Finansial
Apakah selamanya bisnis akan dijalankan sama anda sendiri? Karena gak semua orang mau dibayar pake kebanggaan aja. Tetapi seiring berjalannya waktu, pasti ada step untuk hiring dan delegasi tugas. Kalau dari awal sudah terbiasa tidak ada budget bayar gaji bulanan, apakah kedepannya siap untuk bayar gaji pegawai?
2. Kas bisnis anda bukan untuk keperluan pribadi anda
Iya tau, perusahaan revenue nya makin besar, kas makin menumpuk, keuntungan berlipat-ganda, apalagi valuasi juga makin besar. Tetapi pulsa kamu, beras dirumah, sama susu bayi bisa di bayar pake valuasi kah?
Hindari pengambilan keuntungan bulanan yang fluktuatif, karena secara laporan jadi gak sehat nih Founders! Misalnya : Bulan ini pengeluaran kas naik jadi 2x lipat, karena Founder harus ambil kas untuk perpanjang biaya sewa rumah pribadi, ujung-ujungnya ada penghematan pada biaya lain untuk kepentingan bisnis, atau malah jadi ambil pinjaman bank dengan bunga.
Kalau ditahap awal Co-Founders memutuskan gak ambil gaji, karena banyak pertimbangan pengeluaran dan alokasi untuk :
• Kebutuhan bisnis (Business Development)
• Nambah pegawai (Team Development)
• Langganan software (IT Development)
Tetapi hal tesebut tidak bisa dijadikan sebagai alasan untuk tidak memberikan gaji kepada co-founder, anda tetap harus menentukan kapan dan berapa gaji yang akan diterima setiap co-founder sejak awal. Simak cara dibawah ini mengenai caranya ya!.
- Start aja dari kebutuhan yang paling standard, mau dari Rp 1 jt sebulan juga ga masalah, yang penting ada, dan naik seiring perkembangan perusahaan.
- Kalau emang gak ada duitnya untuk dibagi, anggap sebagai Piutang Gaji.
Jadi setiap bulan, udah tercatat tuh pengeluaran gaji yang harusnya dibayar, walaupun dianggap piutang. Biar kedepannya tau, “oh dengan margin atau skala seperti ini, kita sih untung, tapi gak bisa ambil gaji.” - Jadinya bisa struktur ulang di bagian keuangannya. Apa yang salah dan harus direvisi.