Rela antri untuk makanan yang enak selama berjam-jam sudah biasa, tapi rela untuk antri selama 6 bulan hanya demi makan sate? Ada cerita baru nih Founders yang berasal dari negeri singa yaitu Singapura. Penasaran sama ceritanya? Yuk simak bersama, mana tahu akan ada pembelajaran yang bisa dipetik dari pemiliknya dan menjadi motivasi untuk perkembangan bisnismu!
Seorang pria yang sudah cukup berumur bernama Ang Boon Ee atau biasa lebih dikenal sebagai Ah Pui yang telah berjualan sate sejak tahun 1980-an. Berawal dari penjual sate di gerobak kayu yang selalu ramai, Ah Pui menjadi seorang master pembuat sate selama lebih dari 50 tahun. Berjualan dengan gerobaknya di Singapura tepatnya di Tiong Bahru tentu saja merupakan suatu hal yang melanggar hukum atau ilegal di negeri itu, tetapi itu tidak membuat Ah Pui berhenti dan menyerah begitu saja dan terus berjualan demi kepuasan banyak pelanggan.
Ah Pui belajar membuat sate mulai dari umur 11 tahun. Sejak saat itu dia terus giat mencermati dunia per-sate-an dan hasilnya dapat dilihat hingga sekarang, orang terus berdatangan dan mencarinya meskipun dia sudah berpindah tempat. Setelah merasa cukup karena telah banyak melanggar hukum, dengan penawaran yang diberikan oleh pemilik kafe 195 Pearl Cafe, Ah Pui memutuskan untuk pindah dan mendirikan toko permanen disana. Ah Pui pun dijadikan mitra kafe dan salah satu pemilik dari 195 Pearl Cafe berakhir menjadi murid Ah Pui dalam dunia per-sate-an.
Meskipun telah berpindah dan zaman semakin berkembang, Ah Pui tetap pada pendiriannya untuk mengolah daging dengan cara manual. Ah Pui mengiris dagingnya satu per satu untuk memastikan tekstur daging tidak berubah sejak tahun 1980-an. Karena kegigihannya itu dalam sehari sate yang tersedia sangat terbatas. Orang-orang harus waiting list bahkan sampai 6 bulan ke depan. Stok yang terbatas juga membuat sate ini semakin populer dan banyak diminati. Populer karena banyak yang penasaran “Kenapa sampai orang rela ngantri 6 bulan ke depan?”, banyak diminati karena rasanya yang autentik.
Sate daging babi yang dibandrol dengan harga S$9 untuk 10 tusuk ini memiliki rasa yang kuat dengan rasa asap karena dipanggang langsung diatas arang dan tentunya didampingi saus kacang yang terkenal karena rasa nanasnya yang tajam membuat hidangan sate dari Ah Pui ini diminati hingga rela antri berbulan-bulan.
Di umurnya yang sudah tidak lagi muda dan memiliki murid yang sudah bisa dipercaya, Ah Pui memutuskan untuk turun tangan langsung di hari weekend dan sisa harinya dipercayakan kepada muridnya. Saat hari biasa Ah Pui hanya mengawasi proses pemanggangan sate yang dilakukan muridnya. Jika ingin mencoba sate Ah Pui, pelanggan harus melakukan pemesanan melalui nomor telepon. Jadi tidak bisa datang langsung ya Founders karena akan sia-sia.
Berawal dari gerobak dan seringkali melanggar hukum hingga memiliki toko permanen, pelajaran yang bisa diambil dari cerita diatas adalah kesuksesan tidak mengenal waktu dan umur. Kita juga bisa belajar bahwa konsisten dan komitmen menjadi salah satu hal penting agar bisnismu tetap bertahan dan berkembang seiring berjalannya zaman. Meskipun Ah Pui sudah berjualan sejak muda dan bisnisnya sudah ramai sedari dulu, beliau tetap konsisten untuk menjaga tekstur daging agar pelanggannya merasa puas karena sudah menunggu lama dan bahagia setiap menyantap hidangan satenya.
So Founders, tetap pertahankan cita rasa awal karena itu adalah identitas dari bisnismu, mempertahankan cita rasa awal memang sulit, daripada menciptakan cita rasa baru. Ini bukan hanya berlaku bagi para pebisnis makanan tetapi untuk semua pebisnis di bidang apapun, karena bisnis yang memiliki identitas cenderung akan lebih dikenal banyak orang.
Baca juga: Cerita Kara Goldin CEO of Hint Water Dalam Meraih Kesuksesannya Sendiri